TAKSONOMI BLOOM DAN
KERANGKA KERJA QUELLMALZ
Menurut Jenny Bashiruddin, penalaran merupakan
suatu proses berfikir dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Kegiatan berfikir dan bukan dengan perasaan. Kegiatan berfikir yang mempunyai karakteristik
tertentu dalam menemukan kebenaran. Ciri-ciri penalaran : proses berfikir logis
dan bersifat analisis.
Menurut I Wayan Santyasa, reasoning atau penalaran merupakan aktivitas atau
proses-proses berpikir. Proses berpikir merupakan seperangkat operasi mental,
yang meliputi: pembentukan konsep, pembentukan prinsip, pemahaman, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian. Proses-proses tersebut pada
umumnya saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya. Proses-proses
pembentukan konsep, pembentukan prinsip, dan pemahaman merupakan proses-proses
pengkonstruksian pengetahuan. Proses-proses pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, dan penelitian merupakan aplikasi konsep, prinsip, dan pemahaman.
Reasoning merupakan bagian berpikir yang berada di atas
level retention atau recall (retensi atau memanggil).Reasoning meliputi: basic thinking, critical thinking, dan creative thinking. Hubungan antara retention danreasoning dapat dilukiskan seperti pada Gambar 1. Pada
gambar tersebut, reasoning meliputi basic thinkingdan higher-order thinking skills. Higher-order thinking skills meliputi critical dan creative thinking.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
penalaran adalah proses kemampuan berfikir seseorang untuk mendapatkan suatu
pengetahuan baru dengan cara melogikakan konsep-konsep yang diketahuinya
berdasarkan bukti-bukti yang ada dan mengkontradiksikan dengan pengetahuan yang
sebelumnya.
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Atau dengan kata lain, taksonomi berarti
klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi.
Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan
berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
Mengacu pada Taksonomi Bloom ini, tujuan
pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut
dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi
perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku
yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan
hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang
diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu,
juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah
tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan
secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat
diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah,
seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada
di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan
pertama.
1.
Domain Kognitif
Hampir semua
penelitian tentang “berfikir tingkat tinggi” dipusatkan pada kognitif taksonomi
Bloom. Kerangka kerjanya menekankan pada persepsi bahwa berpikir dapat dibagi
ke dalam enam tingkatan operasi kognitif, dimulai dari tingkatan terendah
sampai ke tingkatan tertinggi. Domain ini terdiri dari dua bagian: bagian
pertama berupa pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa kemampuan dan
keterampilan intelektual (kategori 2-6). Keenam tingkatan tersebut terdiri dari
pengetahuan, pemahaman, analisa, aplikasi, sintesa, dan evaluasi.
Ranah kognitif
meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah
kognitif menggolongkan dan mengajarkan keahlian berpikir yang menggambarkan
tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan
yang harus dikuasai siswa sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah
pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah
teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang
baru sebagai produk inovasi pikirannya.
Untuk lebih mudah
memahami taksonomi bloom, maka dapat dideskripsikan dalam dua pernyataan di
bawah ini.
1. Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat
informasi atau ilmu mengenai konsep itu.
2. Seseorang tidak akan mampu
mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya.
Guru yang akan menilai
dimensi berpikir siswa dianjurkan untuk mengajukan pertanyaan yang mencerminkan
bermacam-macam tingkatan ranah kognitif dari taksonomi bloom, disajikan pada
tabel 1.
Tabel 1. Taksonomi
Bloom Ranah Kognitif
Tingkatan
|
Definisi
|
Contoh
kata kunci
|
Contoh
persoalan
|
Pengetahuan(knowledge)
|
Dapat mengingat istilah, fakta,
prosedur, keterhubungan, konsep (tingkat yang paling rendah)
|
Mendaftar, label, nama garis
besar, meniru, menetapkan, menggambarkan
|
Daftarlah nama-nama dari karakter
utama dalam cerita itu?
|
Pemahaman
(comprehension)
|
Mengerti maksud materi yang
dipelajari, dapat menafsirkan, manyatakan kembali dalam kata-kata sendiri
(satu langkah di atas mengingat pengetahuan)
|
Jelaskan, tafsirkan, nyatakan
kembali, terjemahkan, uraikan dengan kata-kata sendiri, merangkum
|
Apa ide utama dari cerita itu?
|
Aplikasi(application)
|
Dapat menggunakan materi yang
dipelajari dalam novel, hubungan dengan dunia nyata (memperlihatkan suatu
tingkatan yang lebih tingi dari pengertian melalui pemahaman)
|
Perlihatkan, manipulasikan,
operasikan, mengubah, menggunakan, menghasilkan
|
Penggunaan apa yang anda ketahui
tentang struktur dari cerita yang dibaca di kelas, tulis sebuah cerita baru
karanganmu sendiri
|
Analisa(analysis)
|
Mengerti tentang beberapa komponen
bagian dari sesuatu dan dapat mengkategorikan unsur-unsur melalui cara-cara
yang bijaksana dan bagaimana mengelompokkannya dengan tepat
|
Membagi, membedakan,
mengkategorikan, mengklasifikasikan, menguraikan
|
Uraikan cerita itu dalam beberapa
bagian, lukiskan bagaimana hubungan mereka
|
Sintesa(synthesis)
|
Dapat mengkombinasikan
pengetahuan, konsep-konsep dan pengertian yang terpisah ke dalam suatu
kesatuan dan novel yang utuh
|
Mengkombinasikan, menghubungkan,
mengkategorikan, menyusun kembali
|
Melalui cerita itu, tentang ikan
paus, apa yang kamu perkirakan tentang populasi ikan paus dibumi pada waktu
yang akan datang?
|
Evaluasi(evaluation)
|
Dapat mempertimbangkan nilai atau
keputusan dengan mengaplikasikan kriteria yang tepat dalam suatu cara yang
logis
|
Menilai, menghargai,
mengembangkan, membenarkan, menggantungkan
|
Apakah ini suatu cerita yang baik
menurut opinimu? Mengapa?
|
Keenam taksonomi bloom
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan
untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan,
pola, urutan, metodologi, prinsip dasar. Sebagai contoh, ketika diminta
menjelaskan manajemen kualitas, orang yang berada di level ini bisa menguraikan
dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas,
standar kualitas minimum untuk produk tersebut.
2. Pemahaman (Comprehension)
Dikenali dari
kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan,
peraturan. Sebagai contoh, orang di level ini bisa memahami apa yang diuraikan
dalam fish bone diagram dan pareto chart.
3. Aplikasi (Application)
Di tingkat ini
seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus,
teori di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang
penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yang berada di tingkat
aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas
dalam bentuk fish bone diagram.
4. Analisis (Analysis)
Di tingkat analisis,
seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola
atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan
akibat dari sebuah skenario yang rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang
akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan
tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke
dalam tingkat keparahan yang ditimbulkan.
5. Sintesis (Synthesis)
Satu tingkat di atas
analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola
dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data
atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi
untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap
semua penyebab turunnya kualitas produk.
6. Evaluasi (Evaluation)
Dikenali dari
kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan
nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang
manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yang sesuai untuk
dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, dan nilai ekonomis.
Taksonomi bloom
tersebut dapat dilihat melalui gambar berikut.
Gambar 2. Tingkatan
Kognitif Taksonomi Bloom.
Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan
dan kemajuan zaman serta teknologi. Anderson dan Krathwhol merevisi taksonomi
Bloom yang dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama revisi
taksonomi bloom. Dalam revisi ini ada
perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan
secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif
kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep
terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Anderson memasukan katogori baru yaitucreating (berkreasi) yang sebelumnya tidak ada.
Gambar 3. Revisi
Taksonomi Bloom oleh Anderson dan Krathwhol (2001)
Setiap kategori dalam
revisi taksonomi bloom terdiri dari subkategori yang memiliki kata kunci berupa
kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti
terurai di bawah ini sebagai dimensi proses kognitif, yaitu:
1. Mengingat (remember)
: menyebutkan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan,
mengulangi, dan menemukan kembali.
2. Memahami (understand) : menafsirkan,
meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, dan menjabarkan.
3. Menerapkan (apply) : melaksanakan, menggunakan,
menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai,
menyelesaikan, dan mendeteksi.
4. Menganalisis (analyze) : menguraikan, membandingkan,
mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan,
menyusun outline, membedakan, menyamakan, membandingkan, dan mengintegrasikan.
5. Mengevaluasi (evaluate) : menyusun hipotesis, mengkritik,
memprediksi, menilai, menguji, membenarkan, dan menyalahkan.
6. Berkreasi (create) : merancang, membangun, merencanakan,
memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah,
dan mengubah.
B. Domain
Afektif
1. Penerimaan (Receiving/Attending).
Kesediaan untuk
menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya
berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
2. Tanggapan (Responding).
Memberikan reaksi
terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan,
dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
3. Penghargaan (Valuing).
Berkaitan dengan harga
atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku.
Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang
diekspresikan ke dalam tingkah laku.
4. Pengorganisasian (Organization).
Memadukan nilai-nilai
yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem
nilai yang konsisten.
5. Karakterisasi
Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex).
Memiliki sistem nilai
yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya
hidupnya.
Gambar 4. Domain
Afektif Bloom
C. Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli
lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom. Bloom pernah bekerja pada domain
ini, dan ada beberapa usaha untuk menyelesaikannya. Salah satu versi sederhana
telah diusulkan oleh Dave (1975) cocok dengan model pengembangan keterampilan
dikemukakan oleh Reynolds (1965), dan juga menarik perhatian pada peran
fundamental imitasi dalam akuisisi keterampilan.
1. Imitasi (Imitation)
Salinan tindakan lain,
misalnya: mengamati dan mereplikasi menonton guru atau pelatih dan tindakan
yang diulangi, proses atau menyalin kegiatan, mengikuti, replikasi, mengulangi,
dan mematuhi.
2. Manipulasi (Manipulation)
Mereproduksi aktivitas
dari instruksi atau memori dalam melaksanakan tugas dari instruksi tertulis
atau lisan untuk kembali membuat, membangun, melakukan, melaksanakan, dan
menerapkan.
3. Ketelitian (Precision)
Melaksanakan
keterampilan andal, independen dalam melakukan tugas atau kegiatan dengan
keahlian dan berkualitas tinggi tanpa bantuan atau instruksi, dapat menunjukkan
aktivitas untuk siswa yang lain, dapat menunjukkan dengan lengkap,
sempurna, kalibrasi, dan kontrol.
4. Artikulasi (Articulation)
Beradaptasi dan mengintegrasikan keahlian untuk memenuhi tujuan
non-standar yang berhubungan dan menggabungkan kegiatan terkait untuk
mengembangkan metode yang beragam, mengatasi, menggabungkan, mengkoordinasikan,
mengintegrasikan, beradaptasi, mengembangkan, merumuskan, dan memodifikasi.
5. Naturalisasi (Naturalisation)
Penguasaan aktivitas
yang sadar dan keterampilan terkait di tingkat strategis untuk menentukan
tujuan, pendekatan dan strategi yang digunakan dalam kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan strategis desain, mengelola, menciptakan, dan mengelola proyek.
Gambar 5. Domain Psikomotor Dave (1975)
1. Kerangka Kerja Quellmalz
Quellmalz (1987)
memberikan kita visi lain yang sangat baik dari proses penalaran. Proses
berfikir yang dikemukan oleh Quellmalz relatif sederhana, gamblang, sangat
mudah untuk dianalisa dan dipakai oleh guru dan siswa. Setelah mengkaji
kerangka kerja pendidikan, psikologi dan kerangka filsafat yang disajikan dalam
literatur profesional selama beberapa dekade, Quellmalz menemukan bahwa hal
tersebut memiliki elemen-elemen dasar: ingatan, analisa, perbandingan,
kesimpulan, dan penilaian.
Dari semua uraian yang dipelajari, dilaporkan bahwa pengoperasian prinsip dalam
belajar tidak ada yang isinya bebas berfikir, semua penalaran dan pemecahan
masalah bersumber dari dasar ilmu pengetahuan. Tanpa pengetahuan prasyarat,
tidak ada masalah yang dapat diselesaikan. Sehingga dimulai dengan mengingat ‘recall’ sebagai masukan pertama dalam kerangka
kerja Quellmalz.
Quellmalz menemukan
banyak mahasiswa menggunakan definisi:
1. Pemikiran analitis (analytical thinking), yaitu pemikiran yang berkenaan dengan isi
dan komponen suatu benda
2.
Pemikiran perbandingan (comparative
thinking), yaitu pemikiran yang
berkenaan dangan persamaan dan perbedaan diantara benda-benda
3. Pemikiran inferensial (inferential thinking), yaitu suatu pengertian yang berkenaan
dengan pemikiran induktif dan deduktif
4. Pemikiran penilaian (evaluative thinking), yaitu pengungkapan dan mempertahankan
pendapat atau pandangan
Empat jenis
penalaran diluar mengingat memerlukan penerapan pengetahuan, semua penalaran
dan pemecahan masalah timbul dari dasar pengetahuan tersebut. Dan perlu diingat,
dasar pengetahuan yang sesuai dapat diambil melalui memori atau melalui
penggunaan bahan-bahan referensi.
Analisis, sebagaimana
didefinisikan dalam kerangka ini, lebih dari sekadar membaca hafalan dari
daftar hafal komponen. Melibatkan reflektif restrukturisasi pengetahuan dalam
cara-cara baru.
Perbandingan dapat
berupa perbandingan antara persamaan atau perbedaan. Perbandingan kompleks
membutuhkan analisis dari hal-hal yang akan dibandingkan untuk mengetahui
unsur-unsur yang sama.
Pertanyaan inferensi
mempunyai satu atau lebih jawaban yang benar. Penanya dapat mengantisipasi
kesimpulan atau serangkaian kesimpulan di awal. Mungkin ada lebih dari satu
kesimpulan yang dipertahankan, tetapi kemungkinan susunannya terbatas.
Penanya harus mengetahui susunannya sebelum mengajukan pertanyaan. Dalam hal
ini, dikatakan bahwa kita harus selalu tetap terbuka terhadap kemungkinan siswa
yang keluar. Mungkin mereka datang dengan kesimpulan yang dipertahankan dengan
kuat dan kita tidak mempertimbangkannya. Ketika hal ini terjadi, mereka harus
diberi penghargaan untuk wawasan mereka.
Pemeriksaan penilaian
selalu meminta siswa untuk mengekspresikan dan mempertahankan pendapat. Fokus
penilaian bukanlah apakah siswa memegang pendapat yang benar, tetapi apakah
mereka bisa mempertahankan pendapat yang mereka pegang. Singkatnya, penilai
harus bertanya apakah mengajar dan belajar di kelas telah memiliki kriteria
yang dapat diterapkan secara logis dalam menanggapi hal ini.
Tabel 2. Kerangka
Kerja Quellmalz
Macam
bentuk penalaran
|
Proses
Kognitif
|
Contoh
Kata-kata
|
Contoh
Masalah
|
Mengingat(Recall)
|
Pengetahuan dasar utama
|
Defenisi, daftar, label, nama,
identitas
|
Dapatkah kamu mengemukakan kembali
atau menguraikan dengan kata-kata sendiri ilmu pengetahuan yang utama
|
Analisis(Analysis)
|
Sebab-sebab yang berkenaan dengan
isi bagian bahan-bahan atau komponen
|
Laporan, dibagi lagi, kategori,
perbedaan
|
Unsur-unsur komponen atau
elemen-elemen apa yang penting?
Bagaimana setiap bagian saling
berhubungan secara keseluruhan
|
Perbandingan(Comparison)
|
Sebab-sebab yang berkenaan dengan
persamaan dan atau perbedaan
|
Membandingkan, memperlihatkan
perbedaan yang kontras, menghubungkan, membedakan
|
Bagaimana semua hal itu sama atau
beda
|
Kesimpulan
(Inference)
|
Sebab-sebab induktif atau deduktif
|
Antisipasi, meramal, menduga,
menarik kesimpulan, menyebabkan
|
Berikan apa yang anda ketahui, apa
yang akan terjadi jika kita mengikutinya?
|
Penilaian
(evaluation)
|
Mengungkapkan dan mempertahankan
pendapat atau pandangan
|
Menilai, menghakimi, menafsir dan
mempertahankan
|
Berdasarkan pendapatmu, mana yang
merupakan jalan terbaik? Mengapa?
|
Rujukan:
Anderson, L.W., et.al.
(2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing; A revision of Bloom’s Taxonomy of Education
Objectives. New York: Addison Wesley Lonman Inc.
Atherton, J. S. (2010). Learning and Teaching; Bloom’s
taxonomy [On-line] UK:
Available:http://www.learningandteaching.info/learning/bloomtax.htm. Accessed: [11 February 2011]
Amybious. (2009). Kerangka Kerja Quellmalz. Tersedia: http://www.pdfchaser.com/Quellmalz-Framework-of-Thinking-Skills.html# [28 Februari 2011]
Bloom, B.S. (Ed), Engelhart,M.D.,
Furst,E.E.J.,Hill,W.H.,& Krathwohl,D.R.(1956). Taxonomy of
educational objectives: Handbook I: Cognitive domain. New York: David McKay.
Chapman, A. (2009). Bloom’s Taxonomy-Learning
Domains. Tersedia: http://www.businessballs.com/bloomstaxonomyoflearningdomains.htm[8 Februari 2011]
Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College Publishing
Company.
Usman,M.U.(1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
No comments:
Post a Comment