Thursday, December 17, 2015

CIDERA PADAKAKI DAN LENGAN



Pada artikel ini akan dibahas mengenai macam-macam cedera yang sering terjadi pada cabang olahraga tertentu, karena cedera-cedera yang berhubungan dengan dunia olahraga sering kali terjadi pada daerah sekitar kaki dan lengan. Setiap devinisi cedera melengkapi dengan deskripsi mengenai bagaimana cedera itu bias terjadi. Kemudian diberikan rekomendasi untuk penanganan baik penangan sendiri maupun medis.
A.    Cedera Pada Kaki
1.      Lepuhan
Lepuhan merupakan salah satu cedera yang biasa diderita oleh atlet. Lepuhan adalah kumpulan cairan yang terletak di antara lapisan terluar kulit, yang disebabkan oleh friksi, tekanan, dan panas. Kombinasi yang terdiri atas tiga macam mikrotrauma fisik tersebut, menyebabkan terjadinya pemisahan lapisan-lapisan kulit (dennis dan epidermis), dan resultan cairan isi yang meradang, menggelembung pada lapisan terluar kulit, yang mengakibatkan cairan isi lepuhan, dengan lapisan terluar kulit, membentuk kulit lepuhan. Saat mikrotrauma berlangsung, lapisan yang lebih dalam ikut terlibat, seperti saluran darah kecil pecah, dan darah masuk ke lepuhan. Hal ini mengakibatkan rasa sakit, disertai dengan pembahan warna lepuhan yang kemerah-merahan dan akhirnya berubah menjadi biru.
2.      Encok
Encok merupakan suatu kondisi metabolis dimana terdapat peningkatan kadar asam uric dalam darah (Hperuricemia), yang dapat mengakibatkan terjadinya endapan kristal asam uric dalam jaringan tubuh, umumnya di persendian dan jaringan subkutan. Pada tingkat selanjutnya organ-organ tubuh juga akan terserang. Penyakit ini sering rnenyerang pria dari pada wanita.
Mekanisme Hyperuricemfa sering tidak diketahui secara pasti. Pada beberapa orang yang menderita encok, naiknya endapan asam uric disebabkan oleh produksi asam uric yang berlebihan, sementara bagian yang Iainnya oleh salahnya ekskresi asam uric oleh renal. Serangan encok dapat ditimbulkan oleh perubaban pola dan isi makanan, seperti berpuasa, atau karena penggunaan alkohol yang berlebihan, stres pada persendian, atau karena obat-obatan jenis khusus, seperti diuretik. Seringkali penyebab khusus timbulnya encok tidak diketahui.

3.      Memar Pada Tumit
Hell bruise (memar pada tumit) dapat terjadi setiap saat berlari dikarenakan tumit berbenturan dengan sebuah benda, seperti batu, atau pada saat melompat dilakukan pendaratan dengan bertumpu pada tumit. Dasar tumit umumnya terlindungi dengan baik. Kulit pada dasar tumit mempakan bagian kulit yang paling tebal. Sebuah lapisan lemak padat yang tebal diperkuat oleh jaringan berserat, melindungi dan melapisi tulang tumit (calcaneus). Jika hal tersebut tenjadi, pendarahan dapat menyebabkan memar pada lapisan lemak; jika periosteum rusak, rasa sakit dapat muncul selama beberapa minggu. Periosteum (jaringan di sekeliling tulang) tersebut sangat sensitif, dan cedera pada jaringan tersebut terdapat menyebabkan rasa sakit.
Ketika atlet dapat bertahan terhadap memar tumit, dia akan mengalami kembali kejadian yang menimbulkan rasa sakit. Jika hal tersebut terjadi, aktivitas harus dihentikan, pada tumit diberi es dan kaki diangkat. Kembali beraktivitas secara total harus dihindari hingga tumit terasa nyaman saat digunakan untuk berjalan. Bantalan tebal yang lembut harus digunakan pada semua sepatu. Pada saat mulai beraktivitas lagi, atlet harus memakai sepatu yang mempunyai daya serap terhadap benturan pada tumit yang tinggi dan harus terus menggunakan bantalan lunak. Penggunaan es harus tetap dilakukan berkreativitas hingga tidak lagi ditemukan bagian tumit yang lunak.
4.      Lutut Retak
Tumit retak adalah suatu keadaan di mana tumit di sekitar kulit menjadi sangat kering dan mengeras, dan kulit mulai pecah-pecah, menimbulkan retakan pada kulit yang terasa sakit. Retaknya tumit tersebut sering diderita oleh mereka yang mempunyai masalah kulit kering. Hal tersebut semakin memburuk pada musim dingin ketika kelembaban hilang oleh panas yang dihasilkan di rumah dan kantor.
Keretakan tersebut terus berkembang karena kulit yang telah kering, menebal dan berkalus tersebut tidak dapat merenggang Seperti kulit normal. Keretakan dapat mengoyak kulit yang tebal tersebut dan menyebabkan rasa sakit. Proses penyembuhannya sangat lambat karena kalus memisahkan kulit.
B.     Cedera Pergelangan Kaki
1.      Keseleo Pergelang Kaki (Ankle Sprains)
Keseleo pergelangan kaki merupakan sabab cedera akut yang sering dialami para atlet. Tidak seperti pada cedera yang lainnya yang disebabkan oleh tekanan tingkat rendah yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama. cedera akut ini ditimbulkan oleh karena adanya penekanan melakukan gerakan membelok secara tiba-tiba.
Keseleo pergelangan kaki mi dapat mempegaruhi tidak hanya pada bagian sisi perlangan kaki tetapi biasanya dapat juga rusak bagian luar (lateral) ligamen. Hal ini terjadi pada saat kaki melakukan belokan memutar pada tungkai kaki, meregangkan pergelangan pada titik di mana akan dapat robek atau retak tulang
Tingkat Cedera Keseleo
Tingkatan keseleo dapat dibagi menjadi keseleo ringan, sedang, atau keseleo parah. Keseleo ringan biasanya hanya terjadi pada ligamen talofibula anterior, yang dapat mengakibatkan retak pada sebagian tulang tertentu. Keseleo tingkat sedang meliputi talofibuki anterior dan calcaneofibula ligament dapat mempengaruhi terjadinya kerusakan pada struktur ligamen. Keseleo tingkat parah meliputi kedua ligamen ini seperti pada posterior talofibula ligament dan dapt menimbulkan putus urat otot yang kompleks atau kadang-kadang retak atau patah tulang.
C.     Cedera Kaki (Bagian Bawah)
1.      Otot Kitarik dan Otot Robek (Muscle Pulls and Muscle Tears)
Cedera ketarik otot terjadi pada serat di dalam karena diregangkan secara berlebihan. Kekuatan peregangan tersebut bertambah lebih besar, maka serat otot dapat robek. Pada beberapa kasus dapat terjadi putus otot secara total, Tingkat rasa sakit/nyeri dan berkurangnya kemampuan bergerak sangat tergantung pada daerahnya cedera tersebut. Otot ketarik yang ringan akan menyebabkan rasa perih pada daerah sekitar dan menimbulkan ketidaknyaman selama melakukan aktivitas olahraga. Pada kasus robek otot sedang (moderat) akan menimbulkan rasa sakit yang terjadi secara tiba-tiba dengan disertai berkurangnya kekuatan otot dan terjadi bengkak; kemudian diikuti timbulnya memar. Putus otot dapat menimbulkan rasa sakit yang parah bersamaan dengan tiibulnya bengkak, memar dan berkurangnya fungsi.
dapat berkembang menjadi cedera akut selama kita melakukan latihan, dan proses ini biasanya tidak disadari oleh atlet— dapat dilakukah perawatan sendiri. Mula-mula dengan mengurangi intensitas latihan, kemudian dengan pemakaian kompres panas (hangat) sebelum melakukan aktivitas dan pemakaian kompres dingin (menggunakan es) setelah latihan Cedera otot ketarik dan sobek otot biasanya terjadi ketika otot-otot berkontraksi melawan/menolak daya resistensinya secara cepat. Otot-otot seluruh tubuh kita apalagi pada otot-otot tertentu yang lebih banyak berpronasi, cendeng mengalami cedera ini. Pada kasus cedera ketarik otot betis seringkali terjadi pada jenis olahraga yang memerlukan banyak lompatan. Sedangkan ketrik otot hamstrings (otot paha belakang) banyak terjadi pada atlet dan jarak pendek (sprinter). Olahraga yang memerlukan perubahan arah yang cepat dapat menyebabkan cedera otot paha bagian dalam (groin). Cedera otot bahu banyak dialami oleh para perenang. Manakala otot-otot berkontraksi dengan kuat dan terjadi perlawanan atau penarikan otot pada arah yang berlawanan maka mengakibatkan otot ketarik atau robek bahkan dapat menyebabkan otot terputus.
Perwatan terhadap cedera otot ketarik dan otot robek tergantung dan tingkat keparahan cedera tersebut. Untuk cedera yang ringan meskipun. Jika aktivitas olahraga yang anda lakukan menyebabkan bertambahnya rasa sakit, maka sebaiknya aktivitas tersebut dihentikan total. Apabila usaha-usaha tersebut telah anda lakukan selama 7 - 10 han dan belum mendapatkan hasil, maka sebaiknya mendapatkan perawatan secara profesional. Jangan sekali-kali anda meremehkan cedera otot ketarik ini, karena tekanan yang terjadi secara terus-menerus pada bagian otot yang cedera ini akan mengakibatkan cedera yang semakin parah (akut)
2.      Kram Otot (Muscle Crams)
Apabila karam otot seringkali anda alami, sebaiknya usaha yang anda lakukan untuk rnengatasinya adalah dengan mengetahui faktor-faktor penyebab. Faktor-faktor tersebut meliputi; faktor biomekanik seperti keadaan otot betis yang kencang, ketidaksesuaian panjang kaki, pronasi yang berlebihan maupun adanya supinasi kaki. Kekurangan zat-zat makanan tertentu terdapat juga mempengaruhi terjadinya kram; lebih banyak rnernakan buahbuahan dan sayur-sayuran dalam melakukan diet memang dapat membantu mengatasi kekurangan zat mineral yang diperlukan tubuh dan dapat mengatasi terjadinya cedera kram otot. Penggunaan tablet garam (salt tablets) terkadang juga dianjurkan untuk membantu rnencegah kram otot selama melakukan latihan olahraga pada musirn panas. Meskipun demikian, hasil penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa pemakaian tablet garam tidak banyak membantu, bahkan dapat rnengakibatkan terjadinya detrimental.
Pencegahan kram otot memang membutuhkan perawatan terhadap beberapa permasalahan yang rnenyangkut aspek biomekanik; mempertahankan buah-buahan dan sayur-sayuran dalam melakukan diet, untuk tetap menjaga kandungan mineral dalam tubuh dan meminum mineral cair selama mengikuti aktivitas olahraga.

D.    Cedera Lutut
Lutut adalah persendian yang paling besar dalam tubuh kita dan memiliki anatomi yang sangat kompleks. Pada lutut terdapat dua buah lapisan condly yang saling berhubungan pada ujung femur. Kedua lapisan ini hamper semua menempel pada permukaan pada ujung tibia (tulang gares) dan berbentuk seperti kubah. Persendian pada lutut tidak memiliki stabilitas sama sekali, stabilitas tersebut seluruhnya bergantung pada jaringan-jaringan halus (soft tissues)
1.      Pergeseran pantela (dislocating pantela)
Patella, atau tempurung lutut berfungi sebagai tempat penunjang (fulcrum) otot-otot quadriceps maupun otot-otot paha, untuk rnemper oleh manfaat mekanik sehingga menimbulkan tenaga atau kekuatan untuk rnenggerakkan kaki (otot-otot quadriceps rnerupakan otot mama yang berperan dalam stabilisasi kaki). Jelasnya, tempurung lutut ini penting sekali dalam setiap aktivitas olahraga terutama olahraga yang banyak membutuhkan gerakan pada kaki bawah. Patella merupakan lapisan piringan sendi tulang yang terletak pada ujung femur. Femur ini memiliki celah pada ujungnya, yang merupakan tempat patella pada saat kaki melakukan gerakan menekuk (Gambar 7.6).Jika patella keluar dari celahnya dan berpindah pada sisi akan menimbulkan pergeseran letak. Pergeseran yang tidak pada tempatnya ini merupakan subluksi, di mana tempurung lutut tidak menempati posisi sebagaimana mestinya tetapi menyelip sedikit ke salah satu sisi, ini akan menimbulkan rasa sakit dan dapat diperkirakan telah terjadi pergeseran tempat patella.
Dan yang khas, atlet yang menderita dislokasi (pergeseran) tempurung lutut akan melakukan beberapa gerakan memutar pada saat melangkah samping atau gerakan mengayun pemukul baseball. Pada keadaan ini, kaki bagian belakang akan memutar ke arah dalam dan tempurung lutut bergeser dan tempatnya (ke arah luar). Atlet akan merasakan sakit yang amat sangat pada lututnya, bahkan terkadang lutut tersebut tidak dapat diluruskan. Pada saat dilakukan pemeriksaan, ternyata patella tersebut masih tergeser dari tempatnya.
Cedera bergesemya patella harus dirawat secara profesional, Sinar-X juga diperlukan untuk melihat fragmentasi tulang. Secara umum, patella dapat dikembalikan lagi pada tempatnya dengan melakukan sedasi secara perlahan-lahan, misalnya obat bius lokal. Usaha mengembalikan letak patella ini dengan cara kaki diluruskan kemudian patella didorong (ditekan) kembali ketempatnya. Setelah itu, atlet sebaiknya tidak melakukan gerakan yang melibatkan lutut selama beberapa minggu, kemudian lakukan program rehabilitasi. Beberapa dokter ahli yang seringkali menangani masalah ini, menyimpulkan bahwa cedera pergeseran patella sebagai kondisi yang akut, karena bagian dalam dan ligamen tumit telah meregang dengan hebat dan mengalami robek.
Subluksi patella adalah akibat dari adanya pergeseran patella yang akut dan sering diderita oleh atlet yang memiliki struktur patella yang cederung mengalami pergeseran. Atlet tersebut akan mengalami rasa sakit pada saat menaiki tangga atau aktivitas lain yang serupa. Terjadi ketidak seimbangan pada patella dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan.

2.      Cedera Ligmen krusiat Anterior
Anterior crucitae ligament berada di dalam lutut dan berperan sekali dalam mendukung prestasi terutama pada olahraga yang membutuhkan perubahan gerakan pada gerakan secara tiba-tiba dan perubahan kecepatan. Seperti sepakbola, tenis, dan basket. Ligamen menyatukan tulang-tulang secara bersama-sama. Anterior cruciate ligament merupakan sekelompok jaringan keras, memiliki diameter kira-kira sebesar lingkaran jari. Jaringan ini tidak dapat kita rasa dan kita lihat, terletak. pada bagian dalam lutut antara persendian femur dan tibia. Menurut definisi tersebut, ligamen ini menyilang pada bagian depan internal ligamen lutist (juga terdapat sebuab posterior cruciate ligament, yang berfungsi menyeimbangkan anterior cruciate ligament, ligamen mi juga sangat penting [Gambar 7.8]. Struktur anatomis anterior cruciate ligament lebih menarik dan sangat berperan dalam dunia sepakbola profesional
Cedera anterior cruciate ligament ini merupakan cedera yang serius, menyebabkan lutut atlet tidak mampu digerakkan secara leluasa untuk melakukan gerakan. Cedera pada ligamen ini disebabkan oleh beberapa hal, adanya tenaga putaran di luar kapasitas dinamis yang dimiliki serat-serat ligamen, bisa saja disebabkan oleh ekstensi lutut maupun oleh benturan (tabrakan) secara langsung pada ligamen. Misalnya perubahan arah lari secara tiba-tiba. Dalam sepakbola, sering terjadi benturan pada bagian luar dan bagian belakang lutut, hal ini dapat menyebabkan timbulnya cedera ligamen.
Atlet akan merasa adanya robekan atau terdengar suara gemeretuk yang biasanya merupakan gejala dan cedera ini. Kemudian diikuti pembengkakan secara cepat, pendarahan di dalam lutut yang berasal dari pembulub darah yang pecah, disusul dengan adanya ketidakmampuan untuk melakukan gerakan lutut. Kelemahan prominen dan ketidakmampuan melakukan gerakan lutut yang tidak diikuti rasa sakit merupakan indikasi bahwa cedera ligamen tersebut telah serius. Ligamen ini sering mengalami cedera yang berhubungan dengan struktur lain di dalam lutut sehingga cedera ini semakin bertambah parah.
E.     Cedera Paha dan Pinggul
1.      Cedera Otot Hamstring (Hamstring Injuries)
Otot-otot hamstring merupakan struktur yang seringkali mengalami cedera khususnya atlet lari. Hamstring tersusun oleh tiga komponen otot, yang mana ketiganya tersangkut pada pangkal pantat, yang kita pergunakan untuk duduk, tulang ini disebut iscbium. Otototot hamstring ini berada sepanjang bagian belakang kaki dan akhirnya terselip pada bagian atas tulang kaki, yaitu tibia dan fibula (Gambar 8.2).
Karena hamstring ini melewati (menyilang) pada dua persendian yaitu persendian pinggul dan lutut— maka fungsi otot hamstring rnenjadi bervariasi. Misalnya, pada saat terjadi kontraksi otot hamstring, pinggul akan menemenyebabkan posisi paha menjadi membengkok ke arah depan tubuh kita, sejajar dengan torso. Memang, otot hamstring sering kali kita pergunakan dalarn aktivitas sehari-hari, seperti pada saat kita duduk di kursi atau berjalan menaiki tangga, keduanya akan menegangkan bagian pinggul. Pada saat kita benjalan normal, hamstring akan menekuk lutut. Pada olahraga atletik misalnya, otot hamstring berperan sekali pada saat ada melakukan perubahan posisi, dan posisi menundukkan badan (crouched position) ke posisi tegak (erect position) seperti yang dilakukan oleh para sprinter pada saat mengatur posisi start kaki depan untuk  mendapatkan daya hentakan/ tekanan start.
Otot lain yang bekerja secara berlawanan (antagonis) adalah otot quadriceps. Otot ini berada pada paha bagian depan dan merentangkan lutut (otot ini akan kelihatan merentang pada posisi kaki menekuk). Otot quadriceps merupakan otot terkuat yang ada pada tubuh kita. Pada atlet tertentu, mereka akan memiliki otot quadriceps yang lebih kuat dibanding otot hamstringnya.
Cedera otot hamstring sudah umum terjadi dan menimbulkan masalah yang menjengkelkan bagi atlet. Kebanyakan cedera yang terjadi pada otot hamstring disebut keseleo otot. Istilah keselea terkadang membingungkan juga; khususnya dalam menggambarkan cedera hamstring (masyarakat awam menyebutnya tertarik otot hamstring), yang menunjukan adanya robek pada bagian otot hamstring.
2.      Cedera Paha bagian dalam (Groin Full)
Cedera ketarik otot paha dalam meliputi robek yang terjadi pada jaringan otot yang akut dan terletak pada bagian dalam paha. Pada dasarnya cedera tersebut, terjadi pada paha bagian dalam (lipatan paha), khususnya otot-otot adductor kaki. Cedera ketarik otot merupakan istilah yang biasa dipakai untuk cedera robek pada otot, namun secara teknis cedera ini lebih dikenal dengan sebutan cedera keseleo otot. Cedera keseleo otot bermacam-macam tingkatannya sesuai dengan tingkatan parahnya. Meliputi keseleo tingkat-1 dan tingkat-2 apabila hanya terjadi robek kecil pada jaringan otot, sampai keseleo tingkat-3 untuk cedera otot yang parah dan kompleks.

No comments:

Post a Comment