Pada artikel ini akan dibahas
mengenai macam-macam cedera yang sering terjadi pada cabang olahraga tertentu,
karena cedera-cedera yang berhubungan dengan dunia olahraga sering kali terjadi
pada daerah sekitar kaki dan lengan. Setiap devinisi cedera melengkapi dengan
deskripsi mengenai bagaimana cedera itu bias terjadi. Kemudian diberikan
rekomendasi untuk penanganan baik penangan sendiri maupun medis.
A.
Cedera Pada Kaki
1.
Lepuhan
Lepuhan merupakan salah satu cedera yang biasa diderita oleh
atlet. Lepuhan adalah kumpulan cairan yang terletak di antara lapisan terluar
kulit, yang disebabkan oleh friksi, tekanan, dan panas. Kombinasi yang terdiri
atas tiga macam mikrotrauma fisik tersebut, menyebabkan terjadinya
pemisahan lapisan-lapisan kulit (dennis dan epidermis), dan resultan cairan isi
yang meradang, menggelembung pada lapisan terluar kulit, yang mengakibatkan
cairan isi lepuhan, dengan lapisan terluar kulit, membentuk kulit lepuhan. Saat
mikrotrauma berlangsung, lapisan yang lebih dalam ikut terlibat, seperti
saluran darah kecil pecah, dan darah masuk ke lepuhan. Hal ini mengakibatkan
rasa sakit, disertai dengan pembahan warna lepuhan yang kemerah-merahan dan
akhirnya berubah menjadi biru.
2.
Encok
Encok merupakan suatu kondisi metabolis dimana terdapat
peningkatan kadar asam uric dalam darah (Hperuricemia), yang
dapat mengakibatkan terjadinya endapan kristal asam uric dalam jaringan tubuh,
umumnya di persendian dan jaringan subkutan. Pada tingkat selanjutnya organ-organ tubuh juga akan terserang. Penyakit
ini sering rnenyerang pria dari pada wanita.
Mekanisme
Hyperuricemfa sering tidak diketahui secara pasti. Pada beberapa orang yang
menderita encok, naiknya endapan asam uric disebabkan oleh produksi asam uric
yang berlebihan, sementara bagian yang Iainnya oleh salahnya ekskresi asam uric
oleh renal. Serangan encok dapat ditimbulkan oleh perubaban pola dan isi
makanan, seperti berpuasa, atau karena penggunaan alkohol yang berlebihan,
stres pada persendian, atau karena obat-obatan jenis khusus, seperti diuretik.
Seringkali penyebab khusus timbulnya encok tidak diketahui.
3.
Memar Pada Tumit
Hell bruise (memar pada tumit) dapat terjadi setiap
saat berlari dikarenakan tumit berbenturan dengan sebuah benda, seperti batu,
atau pada saat melompat dilakukan pendaratan dengan bertumpu pada tumit. Dasar
tumit umumnya terlindungi dengan baik. Kulit pada dasar tumit mempakan bagian
kulit yang paling tebal. Sebuah lapisan lemak padat yang tebal diperkuat oleh
jaringan berserat, melindungi dan melapisi tulang tumit (calcaneus).
Jika hal tersebut tenjadi, pendarahan dapat menyebabkan memar pada lapisan
lemak; jika periosteum rusak, rasa sakit dapat muncul selama beberapa
minggu. Periosteum (jaringan di sekeliling tulang) tersebut sangat sensitif,
dan cedera pada jaringan tersebut terdapat menyebabkan rasa sakit.
Ketika atlet dapat bertahan terhadap memar tumit, dia akan
mengalami kembali kejadian yang menimbulkan rasa sakit. Jika hal tersebut terjadi, aktivitas harus
dihentikan, pada tumit diberi es dan kaki diangkat. Kembali beraktivitas secara
total harus dihindari hingga tumit terasa nyaman saat digunakan untuk berjalan.
Bantalan tebal yang lembut harus digunakan pada semua sepatu. Pada saat mulai
beraktivitas lagi, atlet harus memakai sepatu yang mempunyai daya serap
terhadap benturan pada tumit yang tinggi dan harus terus menggunakan bantalan
lunak. Penggunaan es harus tetap dilakukan berkreativitas hingga tidak lagi
ditemukan bagian tumit yang lunak.
4.
Lutut Retak
Tumit
retak adalah suatu keadaan di mana tumit di sekitar kulit menjadi sangat kering
dan mengeras, dan kulit mulai pecah-pecah, menimbulkan retakan pada kulit yang
terasa sakit. Retaknya tumit
tersebut sering diderita oleh mereka yang mempunyai masalah kulit kering. Hal
tersebut semakin memburuk pada musim dingin ketika kelembaban hilang oleh panas
yang dihasilkan di rumah dan kantor.
Keretakan tersebut
terus berkembang karena kulit yang telah kering, menebal dan berkalus tersebut
tidak dapat merenggang Seperti kulit normal. Keretakan dapat mengoyak kulit
yang tebal tersebut dan menyebabkan rasa sakit. Proses penyembuhannya sangat
lambat karena kalus memisahkan kulit.
B.
Cedera Pergelangan Kaki
1.
Keseleo Pergelang Kaki (Ankle Sprains)
Keseleo pergelangan kaki merupakan sabab cedera akut yang
sering dialami para atlet. Tidak seperti pada cedera yang lainnya yang
disebabkan oleh tekanan tingkat rendah yang berulang-ulang dalam jangka waktu
yang lama. cedera akut ini ditimbulkan oleh karena adanya penekanan melakukan
gerakan membelok secara tiba-tiba.
Keseleo pergelangan kaki mi dapat mempegaruhi tidak hanya
pada bagian sisi perlangan kaki tetapi biasanya dapat juga rusak bagian luar
(lateral) ligamen. Hal ini terjadi pada saat kaki melakukan belokan memutar
pada tungkai kaki, meregangkan pergelangan pada titik di mana akan dapat robek
atau retak tulang
Tingkat Cedera Keseleo
Tingkatan
keseleo dapat dibagi menjadi keseleo ringan, sedang, atau keseleo parah.
Keseleo ringan biasanya hanya terjadi pada ligamen talofibula anterior, yang
dapat mengakibatkan retak pada sebagian tulang tertentu. Keseleo tingkat sedang
meliputi talofibuki anterior dan calcaneofibula ligament dapat
mempengaruhi terjadinya kerusakan pada struktur ligamen. Keseleo tingkat parah
meliputi kedua ligamen ini seperti pada posterior talofibula ligament
dan dapt menimbulkan putus urat otot yang kompleks atau kadang-kadang retak
atau patah tulang.
C.
Cedera Kaki (Bagian Bawah)
1.
Otot Kitarik dan Otot Robek (Muscle Pulls and Muscle
Tears)
Cedera ketarik
otot terjadi pada serat di dalam karena diregangkan secara berlebihan. Kekuatan
peregangan tersebut bertambah lebih besar, maka serat otot dapat robek. Pada
beberapa kasus dapat terjadi putus otot secara total, Tingkat rasa sakit/nyeri
dan berkurangnya kemampuan bergerak sangat tergantung pada daerahnya cedera
tersebut. Otot ketarik yang ringan akan menyebabkan rasa perih pada daerah
sekitar dan menimbulkan ketidaknyaman selama melakukan aktivitas olahraga. Pada
kasus robek otot sedang (moderat) akan menimbulkan rasa sakit yang terjadi
secara tiba-tiba dengan disertai berkurangnya kekuatan otot dan terjadi
bengkak; kemudian diikuti timbulnya memar. Putus otot dapat menimbulkan rasa
sakit yang parah bersamaan dengan tiibulnya bengkak, memar dan berkurangnya
fungsi.
dapat berkembang
menjadi cedera akut selama kita melakukan latihan, dan proses ini biasanya
tidak disadari oleh atlet— dapat dilakukah perawatan sendiri. Mula-mula dengan
mengurangi intensitas latihan, kemudian dengan pemakaian kompres panas (hangat)
sebelum melakukan aktivitas dan pemakaian kompres dingin (menggunakan es)
setelah latihan Cedera otot ketarik dan sobek otot biasanya terjadi ketika
otot-otot berkontraksi melawan/menolak daya resistensinya secara cepat.
Otot-otot seluruh tubuh kita apalagi pada otot-otot tertentu yang lebih banyak
berpronasi, cendeng mengalami cedera ini. Pada kasus cedera ketarik otot betis
seringkali terjadi pada jenis olahraga yang memerlukan banyak lompatan.
Sedangkan ketrik otot hamstrings (otot paha belakang) banyak terjadi
pada atlet dan jarak pendek (sprinter). Olahraga yang memerlukan perubahan arah
yang cepat dapat menyebabkan cedera otot paha bagian dalam (groin). Cedera otot
bahu banyak dialami oleh para perenang. Manakala otot-otot berkontraksi dengan
kuat dan terjadi perlawanan atau penarikan otot pada arah yang berlawanan maka
mengakibatkan otot ketarik atau robek bahkan dapat menyebabkan otot terputus.
Perwatan terhadap
cedera otot ketarik dan otot robek tergantung dan tingkat keparahan cedera
tersebut. Untuk cedera yang ringan meskipun. Jika aktivitas olahraga yang anda
lakukan menyebabkan bertambahnya rasa sakit, maka sebaiknya aktivitas tersebut
dihentikan total. Apabila usaha-usaha tersebut telah anda lakukan selama 7 - 10
han dan belum mendapatkan hasil, maka sebaiknya mendapatkan perawatan secara
profesional. Jangan sekali-kali anda meremehkan cedera otot ketarik ini, karena
tekanan yang terjadi secara terus-menerus pada bagian otot yang cedera ini akan
mengakibatkan cedera yang semakin parah (akut)
2.
Kram Otot (Muscle Crams)
Apabila karam otot seringkali anda alami, sebaiknya usaha
yang anda lakukan untuk rnengatasinya adalah dengan mengetahui faktor-faktor
penyebab. Faktor-faktor tersebut meliputi; faktor biomekanik seperti keadaan
otot betis yang kencang, ketidaksesuaian panjang kaki, pronasi yang berlebihan
maupun adanya supinasi kaki. Kekurangan zat-zat makanan tertentu
terdapat juga mempengaruhi terjadinya kram; lebih banyak rnernakan buahbuahan
dan sayur-sayuran dalam melakukan diet memang dapat membantu mengatasi
kekurangan zat mineral yang diperlukan tubuh dan dapat mengatasi terjadinya
cedera kram otot. Penggunaan tablet garam (salt tablets) terkadang juga
dianjurkan untuk membantu rnencegah kram otot selama melakukan latihan olahraga
pada musirn panas. Meskipun demikian, hasil penelitian akhir-akhir ini
menunjukkan bahwa pemakaian tablet garam tidak banyak membantu, bahkan dapat
rnengakibatkan terjadinya detrimental.
Pencegahan kram otot memang membutuhkan perawatan terhadap
beberapa permasalahan yang rnenyangkut aspek biomekanik; mempertahankan
buah-buahan dan sayur-sayuran dalam melakukan diet, untuk tetap menjaga
kandungan mineral dalam tubuh dan meminum mineral cair selama mengikuti
aktivitas olahraga.
D.
Cedera Lutut
Lutut adalah persendian yang paling besar dalam tubuh kita
dan memiliki anatomi yang sangat kompleks. Pada lutut terdapat dua buah lapisan
condly yang saling berhubungan pada ujung femur. Kedua lapisan ini
hamper semua menempel pada permukaan pada ujung tibia (tulang gares) dan
berbentuk seperti kubah. Persendian pada lutut tidak memiliki stabilitas sama
sekali, stabilitas tersebut seluruhnya bergantung pada jaringan-jaringan halus
(soft tissues)
1.
Pergeseran pantela (dislocating pantela)
Patella, atau tempurung lutut berfungi sebagai tempat
penunjang (fulcrum) otot-otot quadriceps maupun otot-otot paha, untuk rnemper
oleh manfaat mekanik sehingga menimbulkan tenaga atau kekuatan untuk
rnenggerakkan kaki (otot-otot quadriceps rnerupakan otot mama yang berperan
dalam stabilisasi kaki). Jelasnya, tempurung lutut ini penting sekali dalam
setiap aktivitas olahraga terutama olahraga yang banyak membutuhkan gerakan
pada kaki bawah. Patella merupakan lapisan piringan sendi tulang yang terletak
pada ujung femur. Femur ini memiliki celah pada ujungnya, yang merupakan tempat
patella pada saat kaki melakukan gerakan menekuk (Gambar 7.6).Jika patella
keluar dari celahnya dan berpindah pada sisi akan menimbulkan pergeseran letak.
Pergeseran yang tidak pada tempatnya ini merupakan subluksi, di mana tempurung
lutut tidak menempati posisi sebagaimana mestinya tetapi menyelip sedikit ke
salah satu sisi, ini akan menimbulkan rasa sakit dan dapat diperkirakan telah
terjadi pergeseran tempat patella.
Dan yang khas, atlet yang menderita dislokasi (pergeseran)
tempurung lutut akan melakukan beberapa gerakan memutar pada saat melangkah
samping atau gerakan mengayun pemukul baseball. Pada keadaan ini, kaki bagian
belakang akan memutar ke arah dalam dan tempurung lutut bergeser dan tempatnya
(ke arah luar). Atlet akan merasakan
sakit yang amat sangat pada lututnya, bahkan terkadang lutut tersebut tidak
dapat diluruskan. Pada saat dilakukan pemeriksaan, ternyata patella tersebut
masih tergeser dari tempatnya.
Cedera bergesemya
patella harus dirawat secara profesional, Sinar-X juga diperlukan untuk melihat
fragmentasi tulang. Secara umum, patella dapat dikembalikan lagi pada tempatnya
dengan melakukan sedasi secara perlahan-lahan, misalnya obat bius lokal.
Usaha mengembalikan letak patella ini dengan cara kaki diluruskan kemudian
patella didorong (ditekan) kembali ketempatnya. Setelah itu, atlet sebaiknya
tidak melakukan gerakan yang melibatkan lutut selama beberapa minggu, kemudian
lakukan program rehabilitasi. Beberapa dokter ahli yang seringkali menangani
masalah ini, menyimpulkan bahwa cedera pergeseran patella sebagai kondisi yang
akut, karena bagian dalam dan ligamen tumit telah meregang dengan hebat dan
mengalami robek.
Subluksi
patella adalah akibat
dari adanya pergeseran patella yang akut dan sering diderita oleh atlet yang
memiliki struktur patella yang cederung mengalami pergeseran. Atlet tersebut
akan mengalami rasa sakit pada saat menaiki tangga atau aktivitas lain yang
serupa. Terjadi ketidak seimbangan pada patella dan kesulitan melakukan
aktivitas sehari-hari seperti berjalan.
2.
Cedera Ligmen krusiat Anterior
Anterior crucitae ligament berada di dalam
lutut dan berperan sekali dalam mendukung prestasi terutama pada olahraga yang
membutuhkan perubahan gerakan pada gerakan secara tiba-tiba dan perubahan
kecepatan. Seperti sepakbola, tenis,
dan basket. Ligamen menyatukan tulang-tulang secara bersama-sama. Anterior
cruciate ligament merupakan sekelompok jaringan keras, memiliki diameter
kira-kira sebesar lingkaran jari. Jaringan ini tidak dapat kita rasa dan kita
lihat, terletak. pada bagian dalam lutut antara persendian femur dan tibia.
Menurut definisi tersebut, ligamen ini menyilang pada bagian depan internal
ligamen lutist (juga terdapat sebuab posterior cruciate ligament, yang
berfungsi menyeimbangkan anterior cruciate ligament, ligamen mi juga sangat
penting [Gambar 7.8]. Struktur anatomis anterior cruciate ligament lebih
menarik dan sangat berperan dalam dunia sepakbola profesional
Cedera anterior
cruciate ligament ini merupakan cedera yang serius, menyebabkan lutut atlet
tidak mampu digerakkan secara leluasa untuk melakukan gerakan. Cedera pada
ligamen ini disebabkan oleh beberapa hal, adanya tenaga putaran di luar
kapasitas dinamis yang dimiliki serat-serat ligamen, bisa saja disebabkan oleh
ekstensi lutut maupun oleh benturan (tabrakan) secara langsung pada ligamen.
Misalnya perubahan arah lari secara tiba-tiba. Dalam sepakbola, sering terjadi
benturan pada bagian luar dan bagian belakang lutut, hal ini dapat menyebabkan
timbulnya cedera ligamen.
Atlet akan merasa
adanya robekan atau terdengar suara gemeretuk yang biasanya merupakan gejala
dan cedera ini. Kemudian diikuti pembengkakan secara cepat, pendarahan di dalam
lutut yang berasal dari pembulub darah yang pecah, disusul dengan adanya
ketidakmampuan untuk melakukan gerakan lutut. Kelemahan prominen dan
ketidakmampuan melakukan gerakan lutut yang tidak diikuti rasa sakit merupakan
indikasi bahwa cedera ligamen tersebut telah serius. Ligamen ini sering
mengalami cedera yang berhubungan dengan struktur lain di dalam lutut sehingga
cedera ini semakin bertambah parah.
E.
Cedera Paha dan Pinggul
1.
Cedera Otot Hamstring (Hamstring Injuries)
Otot-otot
hamstring merupakan struktur yang seringkali mengalami cedera khususnya atlet
lari. Hamstring tersusun oleh tiga komponen otot, yang mana ketiganya
tersangkut pada pangkal pantat, yang kita pergunakan untuk duduk, tulang ini
disebut iscbium. Otototot hamstring ini berada sepanjang bagian belakang
kaki dan akhirnya terselip pada bagian atas tulang kaki, yaitu tibia dan fibula
(Gambar 8.2).
Karena hamstring
ini melewati (menyilang) pada dua persendian yaitu persendian pinggul dan
lutut— maka fungsi otot hamstring rnenjadi bervariasi. Misalnya, pada saat
terjadi kontraksi otot hamstring, pinggul akan menemenyebabkan posisi paha
menjadi membengkok ke arah depan tubuh kita, sejajar dengan torso. Memang, otot
hamstring sering kali kita pergunakan dalarn aktivitas sehari-hari, seperti
pada saat kita duduk di kursi atau berjalan menaiki tangga, keduanya akan
menegangkan bagian pinggul. Pada saat kita benjalan normal, hamstring akan
menekuk lutut. Pada olahraga atletik misalnya, otot hamstring berperan sekali
pada saat ada melakukan perubahan posisi, dan posisi menundukkan badan (crouched
position) ke posisi tegak (erect position) seperti yang dilakukan
oleh para sprinter pada saat mengatur posisi start kaki depan untuk mendapatkan daya hentakan/ tekanan start.
Otot lain yang
bekerja secara berlawanan (antagonis) adalah otot quadriceps. Otot ini berada pada paha bagian depan dan
merentangkan lutut (otot ini akan kelihatan merentang pada posisi kaki
menekuk). Otot quadriceps merupakan otot terkuat yang ada pada tubuh kita. Pada
atlet tertentu, mereka akan memiliki otot quadriceps yang lebih kuat dibanding
otot hamstringnya.
Cedera otot
hamstring sudah umum terjadi dan menimbulkan masalah yang menjengkelkan bagi
atlet. Kebanyakan cedera yang terjadi pada otot hamstring disebut keseleo otot.
Istilah keselea terkadang membingungkan juga; khususnya dalam menggambarkan
cedera hamstring (masyarakat awam menyebutnya tertarik otot hamstring), yang
menunjukan adanya robek pada bagian otot hamstring.
2. Cedera Paha bagian dalam (Groin Full)
Cedera ketarik
otot paha dalam meliputi robek yang terjadi pada jaringan otot yang akut dan
terletak pada bagian dalam paha. Pada dasarnya cedera tersebut, terjadi pada
paha bagian dalam (lipatan paha), khususnya otot-otot adductor kaki. Cedera
ketarik otot merupakan istilah yang biasa dipakai untuk cedera robek pada otot,
namun secara teknis cedera ini lebih dikenal dengan sebutan cedera keseleo
otot. Cedera keseleo otot bermacam-macam tingkatannya sesuai dengan tingkatan
parahnya. Meliputi keseleo tingkat-1 dan tingkat-2 apabila hanya terjadi robek
kecil pada jaringan otot, sampai keseleo tingkat-3 untuk cedera otot yang parah
dan kompleks.
No comments:
Post a Comment