1. Kebugaran
Jasmani
Sejak
dilahirkan manusia diberikan sifat dasar masing-masing, sedangkan dalam
partumbuhan dan perkembangannya akan banyak dipengaruhi oleh cara hidup dan
lingkungan dimana manusia itu berada. Salah satu cara hidup atau kebiasaan
hidup tersebut adalah pengerahan fisik, sebab memang tubuh manusia diciptakan
utnuk bergerak, sehingga segala bentuk dan fungsi tubuh yang menunjang
pergerakan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhannya.
Seseorang
yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tingga akan dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik tanpa kelelahan yang berarti, serta tubuhnya tetap
segar ketika berhenti bekerja dan pada saat istirahat. Sebaliknya tingkat
kesegaran jasmani yang rendah merupakan kendala dalam melaksanakan pekerjaan.
Seseorang
tidak dapat mencapai kesegaran jasmani secara menyeluruh atau umum tanpa
disadari oleh keadaan kesegaran jasmani yang baik. Seseorang yang memiliki
kesegaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera yang
biasanya sering terjadi saat melakukan kerja fisik yang berat. Kurangnya daya
tahan, kelentukan persendian, kekuatan otot, kecepatan dan kelincahan merupakan
penyebab utama timbulnya cedera o;ahraga. Tujuan utama dari latihan fisik
adalah utnuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsi ergosistem
tubuh.
Kebugaran
jasmani menurut Wahjoedi (2001:58) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas
dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yan berarti
serta dengan cadangan energi yang tersisa ia masih mampu menikmati waktu luang
dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya.
Lebih lanjut
dikatakan oleh Wahjoedi (2001:59)Dalam kehidupan sehari-hari kebugaran jasmani
akan menggambarkan kehidupan seseorang secara harmonis, penuh semangat dan
kreatif. Dengan kata lain, orang yang bugar adalah orang yang berpandangan
sehat, cerah terhadap kehidupannya baik untuk masa kini maupun masa depan,
menjaga harga diri dan memiliki pergaulan dengan sesama manusia.
Kebugaran
jasmani merupakan sari utama cikal bakal dari kesegaran jasmani secara umum.
Jadi apabila orang dalam keadaan segar salah satu aspek pokok yang nampak
adalah keadaan penampilan jasmainya. Dengan demikian seseorang tidak dapat
mencapai kesegaran jasmanisecara menyeluruh atau umum tanpa disadari oleh
keadaan kesegaran jasmani yang baik.
Kebugaran
jasmani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kebugaran jasmani yang
berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan gerak.
a) Kebugaran
Jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness)
Kebugaran
jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) meliputi
daya tahan jantung paru, daya tahan otot, kekuatan otot, kelentukan dan
komposisi tubuh.
Daya tahan
jantung paru adalah kapasitas system jantung – paru dan pembuluh darah untuk
berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang
cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti (Wahjoedi, 2001:59).
Daya tahan
jantung-paru sangat penting utnuk menunjang kerja otot dengan mengambil oksigen
dan menyalurkannya ke seluruh jaringan otot yang sedang aktif sehingga dapat
digunakan untuk proses metabolism tubuh.
Daya tahan
otot adalah kapasitas sekelompok otot utnuk melakukan kontraksi yang beruntun
atau berulang-ulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu
tertentu.
Sedangkan
kekuatan otot adalah tenaga, gaya atau ketegangan yang dapat dihasilkan oleh
otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Seseorang
mungkin memiliki kekuatan pada bagian otot tertentu namun belum tentu memiliki
pada bagian otot lainnya.
Kelentukan
atau fleksibility adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang
gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal. Kelentukan gerak tubuh pada
persendian tersebut , sangat dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon dan
ligament di sekitar sendi serta kualitas sendi itu sendiri.
b) Kebugaran
Jasmani yang berhubungan dengan Keterampilan (skill related fitness)
Kebugaran
jasmani yang berhubungan dengan keterampilan gerak meliputi: kecepatan,
kecepatan reaksi, daya ledak, kelincahan, keseimbangan, ketepatan, dan
koordinasi.
Kecepatan
adalah kemampuan tubuh melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Sedangakan kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan utnuk memberikan
respon kinetic setelah menerima suatu stimulasi atau rangsangan.
Daya ledak
adalah kemampuan tubuh yang memungkinkan otot atau sekelompok otot utnuk
bekerjasecara eksplosif. Utnuk pengertian kelincahan adalah kemampuan tubuh
utnuk mengubah arah secara cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau
kehilangan keseimbangan.
2.
Pengukuran Kebugaran Jasmani
Dalam
pengukuran kebugaran jasmani dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu
pengukuran daya tahan tubuh, pengukuran daya tahan otot, pengukuran kekuatan
otot, pengukuran kelentukkan, pengukuran kecepatan, pengukuran kecepatan
reaksi, pengukuran daya ledak otot, pengukuran kelincahan dan pengukuran
keseimbangan.
Utnuk
pengukuran daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan tes lari 2,4 km, tes naik
turun bangku (Harvard Step Ups Test), tes lari atau jalan 12 menit, dan tes
jalan cepat 4,8 km.
Utnuk tes
daya tahan oto dapat dilakukan dengan tes Push Ups dan tes Sit Ups. Sedangkan
untuk mengukur kekuatan otot dapat dilakukan dengan tes Handgrip Dynamometer,
Pull and Push Dynamometer, Leg Dynamometer, Back Dynamometer, One-Repetition
Maximum (1-RM).
2. Sekolah
Bertaraf Internasional
1.
Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional
Seperti
diketahui bahwa Direktorat PSMP dalam upaya pembinaan telah mengelompokkan SMP
menjadi empat kelompok, yaitu sekolah rintisan, sekolah potensional, sekolah
standar nasional, dan sekolah bertaraf internasional. Sejak tahun 2004
Direktorat Pembinaan SMP telah merintis Sekolah Standar Nasional (SSN). SSN
pada dasarnya adalah sekolah yang minimal telah memnuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dalam PP nomor 19 tahun 2005 yang terdiri dari SKL ( Standar
Kompetensi Lulusan), SI (Standar Isi) , Standar Proses, Standar Tenaga, Standar
Pembiayaan, dan Standar Penilaian. SMP yang ditunjuk sebagai rintisan SSN setelah
lima tahun diharapkan dapat menjadi SSN Mandiri atau Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI), apabila telah memnuhi criteria sebagai RINTISAN SBI.
Dengan kata lain, SSN adalah embrio RINTISAN SBI di tingkat SMP, (Depdiknas,
2007:4)
Menurut
Depdiknas (2007:5), Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah suatu sekolah
yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada tiap aspeknya,
meliputi kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik, dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, penilaian dan telah
menyelenggarakan serta menghasilkan lulusan dengan ciri keinternasionalan.
Disamping itu, SBI juga mampu mengembangkan budaya sekolah dan lingkungan
sekolah yang mendukung ketercapaian standar internasional dri berbagai aspek
tersebut.
3.
Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Siswa
sekolah menengah pertama (SMP) dalam kedudukannya sebagai peserta didik
merupakan masa transisi dri masa siswa-siswi sekolah dasar (SD) menuju masa
awal remaja. Pada masa ini siswa-siswi SMP tidak mau disebut sebagai siswa
kecil lagi. Pada masa ini siswa akan mengalamai masa pubertas. Menurut Hurlock
(Depdiknas, 2004: 6) bahwa ada perubahn-perubahan yang sama yang hamper
bersifat universal pada masa remaja, yaitu: (1) meningginya emosi, yang intensitasnya
bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis, (2) perubahan tubuh,
minat dan peran yang diharapkan oleh sekelompok social untuk dimainkan,
menimbulkan masalah baru, (3) dengan berubahnya minat dan pola perilaku,
nilai-nilai juga berubah, dan (4) sebagian besar remaja bersikap mendua
(ambivalen), terhadap setiap perubahan. Dari sifat-sifat yang ada pada remaja
awal itu nantinya akan berdampak kepada perkembangan aspek kognitif
(kecerdasa), afektif (perasaan), maupun psikomotor (gerak). Menurut Annarino
& Hazelton (1980:151) disebutkan,
Age
characteristic (grades 7 and 8). Physiological characteristic : (1) rest needs
similar to adults (8 to 81/2 hours), (2) feelings of unlimited resistance and
unlimited sources of energy; tire easily but are reluctant to admit it, (3)
tend to resist getting sufficient sleep; less energy for studies, (4) period of
rapid growth and development; frequent health examination important, (5)
increase in appetite because of rapid growth or “finickiness” with loss of
appetite, (6) increase sexual tension, (7) frequent appearance of awkwardness
and poor coordination, (8) boys now faster and stronger than girls; girls over
a year more mature sexually, (9) readiness for spot skills.
Dengan
demikian menurut Annarino & Hazelton bahwa karakteristik secara fisik siswa
tingkat 7 dan 8 diantaranya (1) kebutuhan akan istirahat sama dengan siswa
dewasa, (2) perasaan ketahananyang tak terbatas dan sumber enegi yang tak
terbatas, mudah lelah tetapi enggan untuk mengakuinya, (3) ingin banyak tidur
dan enggan untuk belajar, (4) periode untuk cepat tumbuh dan berkembang, (5)
nafsu makan banyak, dikarenakan pertumbuhan yang cepat (6) menaiknya gairah
sex, (7) nampak kecanggungan yang sering, (8) siswa laki-laki lebih kuat
disbanding iswa perempuan, dan perempuan lebih matang satu tahun untuk sex-nya,
(9) siap untuk kemampuan olahraga.
Psychological
characteristic: (1) deep desire to learn skills, (2) expend much energy in
fantasies, (3) consciousness of sex, (4) interest in technical subjects and
gadgets, (5) abstract reasoning developing more rapidly, (6) increase in
attention span, (7) curious and concerned about all happenings and often
worried over small matters, (8) imitation of adults prevalent, (9) enjoy
practice for improvement.
Untuk
karakteristik secara psikologis diantarany: (1) keinginan yang dalam untuk
belajar keterampilan, (2) mengeluarkan energi yang lebih untuk berfantasi, (3)
kesadaran akan sex, (4) minat terhadap alat-alat teknologi, (5) hal-hal yang
abstrak berkembang lebih cepat, (6) perhatiannya lebih meningkat, (7) ingin
tahu terhadap semua kejadian-kejadian dan sering cemas terhadap hal-hal yang
kecil, (8) ingin meniru orang dewasa, (9) suka mempraktekkan yang sifatnya
memajukan.
Untuk
karakteristik secara sosiologis antara lain: (1) terlihat seperti seorang
pahlawan, (2) mempunyai rasa memiliki dengan kelompoknya, (3) mempunyai rasa
etika dan moral dalam budaya, (4) keinginan untuk berpetualang, (5) emosinya
mudah sekali terpancing, (6) dengan groupnya, punya keinginan untuk memajukan,
(7) keinginan untuk mempunyai sahabat lebih erat, (8) meningkatkan pertemanan
di kelasnya, (9) mengurangi rasa malu, percaya diri, ingin tahu pada diri
sendiri, selalu menyadari diri, (10) ada sikap agak sombong, (11) selalu ingin
menentang terhadap otoriras, (12) mengurangi rasa ketertarikan pada sesuatu,
(13) ingin menghilangkan perbedaan gender, (14) cenderung untuk malas, tidak
stabil, dan menghindari istirahat.
Kegiatan
siswa sejak usia muda perlu mendapatkan perhatian para orang dewasa, pendidik,
termasuk para guru/ Pembina pendidikan jasmani di sekkolah. Aktivitas bermain
khususnya bagi siswa-siswi, selain dapat dipandang sebagai kebutuhan alami dan
spontan, juga dapat dipandang sebagai kebutuhan esensi, terutama utnuk
kesehatan mental, jasmani, dan perkembangan sikap sosialmental. Hal yang perlu
disimak bagi guru pendidikan jasmani di sekolah adalah bahwa program
(aktivitas) harus dikemas (disajikan) sedemikian rupa sehingga terkesan sebagai
hiburan, yang menarik dan menyenangkan.
A. Kerangka
Berpikir
Sekolah
Bertaraf Internasional merupakan upaya pemerintah di dalam mencapai tujuan
mencerdaskan bangsa Indonesia dan dari situ diharapkan dapat mencapai kenggulan
masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu teknologi seperti digariskan dalam
haluan Negara. Sudah dapat dipastikan siswanya memiliki kemampuan bidang
akademik yang baik. Kemampuan akademik yang baik sudah seharusnya dibarengi
dengan kebugaran jasmani yang sehat agar dapat melakukan serangkaian kegiatan
sehari-hari.
Untuk hal tersebut
dapat dilihat tingkat kebugaran jasmani antara siswa SBI dan siswa
regular/biasa. Kita dapat melihat perbedaan tingkat kebugaran jasmaninya dan
prestasi akademik dari keduanya. Karena dengan pembelajaran pendidikan jasmani
yang baik dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa.
No comments:
Post a Comment