---Senam
irama menurut perkembangannya ada tiga aliran, yaitu terdiri atas:
1. Senam irama yang
berasal dari seni sandiwara
2. Senam irama yang
berasal dari seni musik
3. Senam irama yang
berasal dari seni tari (balet)
1. Senam irama yang
berasal dari seni sandiwara, dipelopori oleh Delsarte tahun 1811 – 1871,
seorang sutradara. Ia menghendaki agar gerakan dalam sandiwara yang dibuat-buat
itu dapat dilakukan dengan gerakan yang wajar. Tetapi ia belum berhasil, karena
sifat kesandiwaraan masih terlihat dalam aliran ini. Dialah yang pertama-tama
menciptakan system senam irama.
2. Senam irama yang
berasal dari seni music ini dipelopori oleh Jacques Dalcroze, seorang guru
music yang ingin menyatakan lagu-lagu dalam bentuk gerakan. Dalam sistemnya
sudah tentu lebih mementingkan music dari pada gerakan.
Murid
Dalcroze, Bode, berpendapat bahwa gerakan itu harus digerakkan dari dalam ke
feri-feri. Maka senamnya terkenal dengan nama “Ausdruk Gymnastiek” artinya senam
yang dijalankan dengan penuh perasaan. Murid Bode adalah yang sangat senang
memberikan latihan dengan alat seperti bola, gada dan simpai.
3. Senam irama yang
berasal dari seni tari, dipelopori oleh Rudolf Laban tahun 1879 – 1958. Ia
berpendapat bahwa senam irama mengandung:
- Dressur
- Prestasi
olahraga
Prinsip
gerakan-gerakan dalam senam irama ditentukan oleh:
1. Irama
2. Kelentukan tubuh dalam
gerakan (flexibilitas)
3. Kontinuitas gerakan
Karena
sifat tekanan seperti hal-hal tersebut di atas itu lebih banyak dimiliki oleh
putri, maka senam irama umumnya dilakukan oleh putri.
Irama
Pada dasarnya irama telah dikenal oleh mahasiswa semasa di
Sekolah Menengah Pertama maupun di sekolah Menengah Atas, misalnya irama: 2/3,
3/4, 4/4 dan sebagainya.
Kelentukan
tubuh dalam gerakan (flexibilitas).
Prinsip kelentukan dalam gerakan akan diperoleh berkat
latihan yang tekun dan akan makan waktu yang cukup lama.
Kontinuitas
Gerakan
Kontinuitas gerakan akan diperoleh dari rangkaian
gerak-gerak senam yang telah disusun dalam bentuk rangkaian yang siap
ditampilkan. Ini membutuhkan latihan yang tekun dan cukup lama. Maka demi
terciptanya keserasian dalam gerak irama harus dikuasai secara matang. Sebelum
menginjak pada latihan dengan alat seperti pita, bola, gada, tali dan simpai,
terlebih dahulu harus mengenal dan menguasai latihan dasar yaitu: macam-maam
langkah, ayunan lengan dan sikap tubuh/posisi tubuh di dalam melakukan latihan.
A. Macam-Macam
Langkah
1. Langkah biasa
(looppas)
Gunakan irama 2/4 (dd), 3/4 (ddd), 4/4 (dddd) diambil sikap
tegak, langkah kaki kiri, kedua lengan lepas di samping badan. Pada bilangan
“satu” langkahkan kaki kanan ke depan dengan meletakkan tumit di depan telapak
kaki kiri lalu baru ujung jari kaki yang terakhir. Bilangan “dua” ganti langkah
kaki kiri. Ingat, di dalam melangkah lutut harus mengeper, tumit harus
dijatuhkan.
2. Langkah rapat (bijtrekpas)
Sikap tegak langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu”
langkahkan kaki kiri ke depan. Bilangan “dua” kaki kanan melangkah dan letakkan
telapak-telapak kaki kanan sejajar dengan telapak kaki kiri, lutut mengeper.
Berikutnya ganti kaki kanan melangkah, kiri rapat, ngeper. Lebih tepat gunakan
irama 3/4 (ddd) dan 4/4 (dddd).
3. Langkah kesetimbangan
(balanspas)
Sikap tegak langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu”
langkahkan kaki kiri ke depan. Pada bilangan “dua” kaki kanan menyusul dan
sebelum kaki kanan menapak (masih angkat tumit) kaki kiri mundur diikuti kaki
kanan menapak (masih angkat tumit) kaki kiri mundur diikuti kaki kanan mundur
merapat tetapi tidak ada saat berhenti. Irama 3/4 (ddd) dan 4/4 (dddd).
4. Langkah depan (galoppas)
Untuk memudahkan belajar galoppas ini langkah bijtrekpas
sampai lancer baru ke galoppas yang sebenarnya. Sikap tegak kaki kanan. Pada
bilangan “satu” langkahkan kaki kanan. Bilangan “dua” kaki kiri menyusul dan
bersama-sama kaki kanan melangkah lagi (satu-hep-dua). Selanjutnya langkahkan
kaki kiri disusul langkah kaki kanan, kemudian langkah kaki kiri lagi. Irama
3/4 (ddd) atau 4/4 (dddd).
5. Langkah tiga (wallpas)
Harus menggunakan irama 3/4 (ddd). Sikap tegak langkah kaki
kanan. Pada bilangan “satu” langkahkan kaki kanan lebar ke depan (selebar
langkah normal). Bilangan “dua” langkahkan kaki setengah langkah dan angkat
tumit. Bilangan “tiga” langkahkan kaki kanan setengah langkah dan angkat,
selanjutnya ganti mulai kiri.
Koreksi: lutut jangan ditekuk, pandangan ke depan.
6. Langkah silang (kruispas)
Sikap tegak anjur kiri. Pada bilangan “satu”
silangkan kaki kiri di muka kaki depan. Bilangan “dua” kaki kanan
langkah ke samping kanan. Kruipas: dapat mengambil sikap tegak langkah. Irama
2/4 (dd).
7. Langkah samping (zijpas)
Sikap tegak langkah kaki kanan. Pada bilangan “satu”
langkahkan kaki kanan ke samping kanan. Bilangan “dua” langkahkan kaki kiri
rapatkan kaki kanan (langkah rapat-samping rapat). Irama 2/4 (dd).
8. Langkah ganti (wisselpas)
Sikap tegak langkah kaki kanan. Pada bilangan “satu” langkahkan
kaki kanan ke depan. Bilangan “dua” tepat saat mengucapkan “du” putar kaki kiri
dan bersama-sama dengan “a” letakkan kaki kiri dan langkahkan kaki kanan ke
depan dengan cepat. Langkah berikutnya mulai dengan kaki kiri. Irama 4/4 (dddd)
atau 2/4 (dd).
9. Langkah lingkar
(huppelpas)
Sikap tegak langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu”
langkahkan kaki kiri ke depan. Bilangan “dua” angkat kaki kanan hingga sikap
paha kurang lebih 90ยบ (kiri-kanan-kanan-kiri). Irama 4/4 (dddd) atau 2/4 (dd)
10. Langkah pantul (kaatspas)
Sikap tegak langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu”
langkahkan kaki kiri ke depan, kaki kanan angkat. Bilangan “dua” (langkah)
letakkan kaki kanan ke tempat semula, angkat kaki kiri. Latihan mulai dari kaki
kanan pula. Langkah pantul ini bisa dikerjakan, ke samping dan samping ke
samping silang. Sikap: tegak langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu” langkahkan
kaki kanan ke samping kanan kaki kiri. Angkat. Irama 4/4.
Variasi I: muka-belakang-kiri-kanan.
Variasi II: muka-belakang-samping-silang.
11. Langkah silang lingkar (schaatsenrijderpas)
Sikap tegak langkahkan kaki kiri. Pada bilangan “satu”
angkat kaki kiri, tekuk pada paha silangkan paha kiri di depan kaki kanan.
Bilangan “dua” letakkan kaki kiri. Bilangan “tiga” dan “empat” ganti kaki kanan.
Irama 2/4, 4/4.
12. Langkah putar silang
(draipas)
Sikap langkah kaki kiri. Pada bilangan “satu”angkat dan
langkahkan kaki kiri ke samping kiri. Bilangan “dua”putar badan 180° ke kiri
dan lanhkahkan kaki kanan, hingga menghadap ke arah sebaliknya. Bilangan
“tiga”putaran dilanjutkan, angkat kaki kiri dengan putaran melalui belakang
kaki kiri diletakan di samping kaki kanan kembali ke hadap semula. Jika mulai
dengan tegak anjur, maka pada bilangan “satu” kaki kiri tinggal memegang mengangkat
pada “sa” dan diletakan lagi pada “tu” (angkat – putar – samping – belakang ).
B. Latihan
Tubuh Dengan Sikap Berdiri
1. Sikap permulaan tegak
langkah kaki kiri kedua lengan di samping badan
Bilagan “1” langkahkan kaki kiri ke samping kiri kedua
lengan lurus ke atas. Bilangan “2” liukkan badan ke samping kanan dengan
memindahkan berat badan ke samping kanan dengan memindahkan berat badan ke
kiri. Kaki kanan lurus, kaki kiri ditekuk. Bilangan “3”tegak kembali. Bilangan
“4” kaki kiri rapat, kedua lengan kembali ke samping badan Irama 4/ 4 atau 2/
4.
2. Sikap
permulaan tegak langkah kaki kiri kedua lengan lurus ke depan
Bilangan “1” putar lengan kanan ke samping kanan badan,
langkahkan kaki kanan ke belakang. Bilangan “23” liukkan badan ke samping kiri,
lengan kanan di samping atas kepala. Bilangan “3” badan tegakkan, lengan kanan
ayunkan kembali ke depan pada bilangan “4”. Irama 4/ 4.
3. Sikap
permulaan tegak anjur kaki kiri kedua lengan ke samping kanan
Bilangan “1” dan “2” putar kedua lengan ke muka badan satu
setengah lingkaran berakhir pada bilangan “2” di sebelah kiri dan kaki kanan di
angkat lurus ke samping. Bilangan “3” dan “4” putar kembali kea rah kebalikan.
Irama 4/ 4.
4. Sikap
permulaan tegak langkah kaki kiri kedua lengan dengan meluruskan ke depan
Bilangan “1” ayun lengan ke belakang. Bilangan “2” ayun
kembali ke depan. Bilangan “3” dan “4” putar kedua lengan melalui bawah di
samping badan. Bilangan “5”,”6”,”7”,”8”, latihan yang sama dengan arah
kebalikan . ingat, lutut selalu mengeper.
5. Sikap
permulaan anjur kaki kiri, ke samping kiri kedua lengan rentangkan.
Bilangan “1” ayun kedua lengan silang dimuka badan. Bilangan
“2” ayun lengan kembali. Bilangan “3” ayun kedua lengan silang ke belakang
badan. Bilangan “4” ayun lengan kembali. Ingat pindahkan berat badan. Bilangan
“5”,”6” ulang “1”,”2” bilangan “1”,”2” bilangan “7”,”8” ulang”3”,”4”.
6. Sikap
permulaan anjur kiri ke samping kiri kedua lengan rentangkan kesamping
Bilangan “1” ayun kedua lengan silang dimuka badan. Bilangan
“2” ayun kembali. Bilangan “3” dan “4”, putar kedua lengan silang dimuka badan.
Bilangan “5” ayun kedua lengan kesamping. Bilangan “6”ayun kembali bilangan “7”
dan “8” putar kedua lengan keluar (ke samping). Ingat pindahkan berat badan.
Irama 4/4 dan ¾.
7. Sikap
permulaan tegak langkah kaki kiri, kedua lengan dimuka dada
Bilangan “1” langkahkan kaki kiri silang ke kanan kedua
lengan terlentang pandangan ke tangan kiri. Bilangan “2” kembali kesikap
semula. Bilangan “3” langkahkan kaki kanan. Bilangan “4” kembali kesikap
semula. Ingat: langkahkan kaki dengan dengan ujung kaki dulu dan mengeper.
Irama 4/4. Dapat juga 2/4.
8. Sikap
permulaan tegak langkah kaki kiri, kedua lengan disamping badan
Bilangan “1” langkahkan kaki kiri ke depan, ayun kedua
lengan lurus ke atas. Bilangan “2” pindahkan berat badan ke belakang, sambil
membungkukkan badan ke muka, ujung tangan ke ujung kaki, pandangan keperut.
Bilangan “3” tegak kembali. Bilangan “4” kaki kiri rapatkan dan kedua lengan
bersikap kembali kesikap semula. Bilangan “5”,”6”,”7”,”8”, latihan yang sama
ganti kaki. Ingat: waktu melangkah loncatan ke depan. Irama 4/4 atau 2/4 – 3/4.
Disini ditampilkan sebuah rangkaian yang
pendek dan sederhana
1. Mulai
dengan sebuah sikap awal, lalu ke posisi berlutut, dilanjutkan dengan berguling
pada perut kemudian duduk sambil berputar.
2. Bangun,
berdiri lakukan putaran badan setengah lingkaran dan lakukan lari dua langkah
ke depan lakukan dengan split laeps.
3. Langkah
ke depan dan tiga kali putaran badan ayunan satu tungkai ke belakang
dilanjutkan membuat sikap setimbang.
4. Langkah
ke depan lanjutkan badan merunduk (body wave) lalu lentingkan ke belakang.
5. Lakukan
dua langkah lari dengan waltz steps dan cat leap ke depan.
6. Langkah
ke depan dan lakukan arabesque hop lalu kaki ayunkan ke depan.
7. Melangkah
ke depan, langkahkan kaki bersama-sama (kedua kaki rapat) dan lakukan sebuah
loncatan “rasa” dari tolakkan kedua kaki dengan mendarat satu kaki.
8. Badan
berputar kemudian badan dilentingkan ke belakang.
9. Melangkah
ke depan, dan melangkah lagi lakukan doublepirouette.
C. Senam
Irama Dengan Alat
Sesuai dengan laju dan perkembangan cabang-cabang olahraga,
begitu pula dengan cabang olahraga senam irama, dulu disebut Rhytmic Gymnastics
(senam irama) pada masa sekarang disebut modern Rhytmic Gymnastics.
Pada
senam irama modern ini selain mempertandingkan rangkaian Senam Irama Modern
tanpa alat tangan, alat lima alat yang dipertandingkan baik secara perorangan
maupun secara beregu. Alat tersebut terdiri atas: bola (balls), tali (ropes),
simpai (hoops), pita (ribbons) dan gada (clubs).
Kelima
permainan itu boleh dimainkan secara perorangan dan boleh secara beregu. Setiap
alat mempunyai karakteristik masing-masing.
1. Bola
(balls)
Ukuran
bola tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, asal dapat dipegang oleh
jari-jari tangan dan dapat dikuasai agar tidak mudah jatuh. Bola boleh terbuat
dari karet atau plastik. Kompetisi berat bola 400gr, lingkarannya 18-20 cm.
Cara
memainkannya:
Bola
boleh dilempar ke atas kemudian ditangkap lagi, boleh digelundungkan baik di
lantai maupun pada tubuh si pesenam sendiri.
2. Tali
(ropes)
Tali
seluruhnya terbuat dari bahan yang halus, tidak ada tempat memegang yang
khusus. Panjang tali disesuaikan dengan tinggi pesenam itu sendiri. Cara
mengukurnya, tengah-tengah tali diinjak oleh salah satu kaki si pesenam kedua
ujung tali dipegang oleh tangan kiri dan kanan kemudian ujung tali yang
dipegang diletakkan di depan bahu.
Cara
memainkannya:
Tali
dipegang ujungnya baik satu tangan maupun oleh kedua tangan.
Tali
bebas untuk dimainkan, boleh dilewatkan ke atas kepala atau ke bawah telapak
kaki sambil loncat, boleh di lempar ke atas, yang penting tali itu tetap
dikuasai dan dimainkan selama waktu rangkaian yang sudah ditentukan.
3. Simpai
(hoops)
Boleh
dibuat dari kayu atau plastik ataupun dari bahan lainnya. Berat sebuah simpai
tidak lebih dari 300 gram, warnanya bebas boleh putih, kuning atau warna campuran
(belang-belang). . tidak termaksud tongkat untuk orang dewasa diameter atau
garis tengahnya. 80-90 cm diukur dari sebelah dalam.
Cara
memainkannya:
Dalam
penampilan simpai boleh dipegang oleh satu tangan ataupun dua tangan. Sebelum
dapat memainkan simpai dengan baik harus dikuasai macam-macam cara pegangnya.
Misalnya: Reguler grip, Reserve grip, Inside grip, Outsite grip dan mixed grip.
Simpai boleh dilempar, boleh digelundungkan, menurut teknik dan
peraturan-peraturan yang berlaku.
4. Pita
(ribbons)
Terbuat
dari bahan yang halus seperti kain saten. Panjang pita 6 meter tidak termaksud
tongkat (stick) untuk pegangan. Berat pita termaksud tongkat (stick) untuk
pegangan 35 gram. Tongkat untuk pegangan terbuat dari kayu, bamboo atau bahan
lain, misalnya fiber glass. Panjang stick 50-60 cm. Diameter stick 1 cm.
Mengayun, memutar, mempuat angka delapan, berbelit-belit seperti ular, spiral
dan macam-macam lemparan.
5. Gada
(clubs)
Terbuat
dari kayu atau bahan plastik, bentuk gada hampir sama dengan botol. Panjang
gada 40-50 cm. Berat gada 150 gram.
Latihan
dengan gada:
- Mengayun,
memutar, memukul, melempar dan menangkap.
Dari kelima alat masing-masing di
dalam melakukan rangkaian diiringi music. Lapangan yang dipergunakan untuk
suatu rangkaian senam irama ialah lantai yang ditutup oleh matras yang
berukuran 12 X 12 cm.
D. Komponen-Komponen
Kesegaran Jasmani yang Terdapat dalam Senam
Kesegaran jasmani pada hakekatnya bukan sesuatu keadaan yang
berdiri sendir, melainkan lebih merupakan perpaduan dari beberapa komponen.
Pemisahan atau membeda-bedakan komponen-komponen itu saaatu sama lain hanya
mungkin dalam perbincangan teori, karena selalu saja ada bagian-bagian yang tak
dapat dipisahkan.
Ada
empat komponen dasar yang mutlak diperlukan dalam memelihara dan meningkatkan
kesegaran jasmani serta sikap tubuh yang baik yaitu kekuatan otot, kelentukan,
daya tahan dan relaksasi. Keempat komponen dasar tersebut dapat dilakukan
melalui kegiatan senam.
1. Kekuatan
otot
Kekuatan otot yang dalam bahasa Inggris disebut “Muscular
Streengght” merupakan komponen dasar yang penting dalam menyelesaikan
tugas-tugas fisik yang memerlukan pengerahan tenaga. Kekuatan ialah kemampuan
mengerahkan tenaga dalam melawan beban atau tahanan.
Otot-otot yang kurang diberi pekerjaan atau kurang
terlatih cendrung menjadi lemah, kendor, kurang tenaga. Namun dengan latihan
dan kerja yang teratur dan berkesinambungan maka otot-otot akan menjadi kuat.
Dengan senam yang direncanakan kekuatan dapat dikembangkan serta tegangan otot
diperbaiki. Kekuatan penting dalam kegiatan manusia, selain itu juga untuk
memelihara bentuk tubuh dan sikap yang baik. Namun perlu diingat
bahwa tidak setiap pekerjaan memerlukan kekuatan otot yang sama. Karena itu
tidak sepatutnya kita berharap agar setiap orang memiliki kekkuatan yang sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
Pola-pola kegiatan yang menggunakan kekuatan otot contohnya
ialah menari beban seperti pada tarik tambang atau menarik
pedati, mendorong benda berat, menjinjing dan menjunjung. Pola kegiatan
lain yang menggunakan kekuatan yang dipadukan dengan kecepatan, contohnya
menendang bola dengan keras.
Perpaduan kekuatan dan kecepatan disebut
“power” memang peranan penting dalam keterampilan olahraga.
Otot-otot terdiri atas sejumlah fibrin (serabut otot) yang secara genetis
jumlahnya tidak ssama bagi setiap individu. Jumlah fibril yang lebih banyak
mempunyai potensi fungsional lebih tinggi dari yang kurang. Artinya dapat lebih
kuat, bila sama-sama dilatih. Otot yang terlatih menjadi
lebih besar, fibril-fibril lebih gemuk dan menjadi lebih kuat.
Besarnya otot ada hubungannya dengan kekuatan dan daya tahannya.
2. Kelentukan
Kelentukan ialah derajat kemampuan gerak pada berbagai
persendiaan atau beberapa persendiaan. Seperti gerakan melipat siku hanya
bekerja satu persendiaan yaitu persendian engsel. Tetapi pada gerakan
membungkuk yang bekerja adalah sejumlah persendiaan, yaitu tulang-tulang leher,
punggung, pinggang. Kelentukan merupakan syarat mutlak untuk mengerahkan kekuatan
dengan derajat kemungkinan gerak penus secara efisien. Sebagai contoh misalnya
gerakan mengambil bola (cock) rendah dekat net pada permainan bulu tangkis, di
mana pemain harus melangkahkan kaki secara penuh sambil menyodorkan tangan ke
depan. Walaupun pada gerakan ini kekuatan dan kecepatan bekerja, tetapi peranan
kelentukan sangat menentukan.
3. Daya
tahan
Daya tahan sering diberi batasan sebagai kemampuan secara
jasmaniah seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dalam waktu yang
cukup panjang tanpa sesudahnya mengalami kelelahan yang berlebihan, dalam arti
pulih dalam waktu yang wajar.
Daya tahan adalah kemampuan menunda kelelahan yang akan
menyertai kerja fisik. Batasan ini sebenarnya sama pengertiannya dengan yang
terdahulu. Daya tahan ada bermacam-macam seperti daya tahan mengetik selama
lima jam dalam sehari, seharian mendaki bukit, berlari satu setengah kilo meter
dan lain-lain. Namun demikian daya tahan itu secara praktis menyangkut
kemampuan kerja sistem cardio vascular respiratory (sistem peredaran darah dan
pernafasan) yang disebut juga ergosistem sekunder.
a. Daya
tahan otot
Daya tahan otot ialah daya tahan setempat (lokal) pada otot
yang bekerja untuk sesuatu kegiatan. Daya tahan otot bergantung pada dua hal
yaitu kekuatan otot dan pengerahan (suplai) darah terhadap kelompok-kelompok
otot tersebut. Otot-otot dengan kekuatan yang lebih besar mempunyai daya tahan
yang lebih besar pula.
Dengan kata lain yang lebih kuat kerjanya lebih efisien dan
kelelahan dikurangi. Sebagai contoh misalnya seseorang yang tangannya berotot
kuat akan dapat melakukan gerakan push up lebih banyak jumlahnya dibandingkan
dengan berotot kurang kuat.
b. Daya
tahan cardio vascular respiratory
Daya tahan ini menyangkut kemampuan tubuh untuk mengerahkan
daerah yang mengandung O2 dan nutrisi kejaringan tubuh yang aktif, serta
menyangkut sisa-sisa metabolism kea lat-alat pengeluarannya. Itu semua
berhubungan dengan kekuatan dan tonus (tegangan) jantung. Kerja paru-paru,
peredaran darah dan mobilisasi cadangan energi dalam menghadapi tekanan yaitu
latihan jasmani dan kerja.
Jantung adalah otot seperti otot-otot yang lain bila
terlatih menjadi lebih kuat dan sebagai akibatnya dapat memompa darah lebih
banyak, dengan demikian maka denyut nadi lebih tenang. Jantung yang lebih kuat
lebih cepat bereaksi terhadap kegiatan jasmani yang meningkat, tetapi juga
lebih cepat menurun kea rah normal denyutannya.
Latihan daya tahan cardio vascular respiratory selain
memperkuat jantung yang berarti melancarkan peredaran darah juga mempengaruhi
kapasitas vital yaitu jumlah O2 yang dapat diambil oleh paru-paru pada saat
bernafas, sehingga tarikan nafas pada saat istirahat tidak dalam.
4. Relaksasi
Komponen keempat dari pada kesegaran jasmani adalah relaksasi.
Komponen ini sebenarnya bersifat jasmaniah dan rohaniah. Secara jasmaniah maka
relaksasi adalah kemampuan melepaskan ketegangan yang berlebihan pada saraf
otot.
Ketegangan yang berlebihan pada saraf dan otot
dapat disembuhkan dengan berolahraga yang mengandung unsur rekreatif. Saraf dan
otot harus berada dalam tegangan yang optimal. Dalam keadaan demikian otot
cepat reaksinya dan mudah serta bebas gerakannya.
Ketegangan yang berlebihan biasanya terjadi karena beberapa
sebab seperti kekurangan tidur, lelah, kurang gizi, tekanan darah tinggi,
kedaan emosi, masalah postur dan keadaan lingkungan.
Hipertensi otot menyebabkan kerja tidak efisien karena
banyak menyebabkan tenaga sehingga cepat menjadi lelah. Di samping itu dapat
menghambat kemampuan tidur dan beristirahat dengan baik, jadi jika Anda merasa
tegang karena kesal atau bosan carilah kegiatan yang dapat mengembalikan
semangat dan menyehatkan badan. Bila anda selalu merasa lesu atau lelah carilah
sebabnya bukan hanya pada kerja Anda melainkan juga pada gizi Anda, istirahat
anda dan tidur Anda. Relaksasi adalah masalah individual.
No comments:
Post a Comment